Saat masih menjadi mahasiswa, Bung Karno pernah menjadi asisten seorang profesor bernama Charles Prosper Wolff Schoemaker. Presiden Soekarno kala itu didaulat menjadi draftman sejumlah proyek arsitektur. Rumah Red Tulip, adalah salah satu karya terbaik mereka berdua.
Dari sanalah kemudian muncul gagasan-gagasan Soekarno untuk membangun negara ini setelah menjadi Presiden Republik Indonesia.
Ide tersebut lalu divisualisasikan oleh seorang arsitektur bernama Sudarsono. Tugu Monas atau Monumen Nasional adalah salah satu ide cemerlang Sang Proklamator.
Rasa nasionalisme Soekarno akhirnya muncul dan menggelora pada masa ini. Hingga Soekarno mulai aktif di organisasi pemuda Tri Koro Darmo. Organisasi ini dibentuk dari Budi Utomo. Nama organisasi ini kemudian diganti Jong Java (Pemuda Jawa) pada 1918.
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang diinspirasi dari Indonesische Studie Club (dipimpin oleh Dr Soetomo). Algemene Studie Club merupakan cikal bakal berdirinya Partai Nasional Indonesia pada tahun 1927.
Bulan Desember 1929, Soekarno ditangkap oleh Belanda dan dipenjara di Penjara Banceuy karena aktivitasnya di PNI.
Pada tahun 1930, Soekarno dipindahkan ke penjara Sukamiskin. Dari dalam penjara inilah, Soekarno membuat pledoi yang fenomenal, Indonesia Menggugat.
Namun semangat Soekarno tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan.
Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu. Soekarno baru benar-benar bebas setelah masa penjajahan Jepang pada tahun 1942. (sumber:net)