Seperti tahun lalu, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto hari ini tidak merayakan ulang tahun. Kontemplasi dan berdoa menjadi pilihannya. Tak ada tiup lilin.
“Secara pribadi saya tidak punya tradisi merayakan ultah. Terlebih saat ini di tengah pandemi. Selain itu dari aspek Primbon sebagai salah satu bukti peradaban khasanah kosmologi Jawa, sebaiknya hidup itu penuh dengan ‘eling lan waspada’. Hidup itu juga penuh dengan tradisi spiritual yang harus mencerahkan bagi sesama,” kata Hasto, Rabu (7/7).
“Tadi malam sebelum tidur berkontemplasi dan berdoa dan pagi ini seusai bangun kembali berdoa. Mengucap syukur kepada Sang Maha Pencipta, kini saya berusia 55 tahun. Tak dirayakan secara khusus. Bukan tak ingin disapa secara langsung, tapi mengikuti himbauan Pemerintah, tegur sapa dan doanya dari jarak jauh,” ucap Hasto.
Situasi pandemi Covid-19 menurut Hasto sangat mempengaruhi pergerakan dan kegiatannya selama hampir lebih satu setengah tahun. Apalagi kini Pemerintah memutuskan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
“Sebenarnya ‘gatal’ ingin mengunjungi kantor partai di daerah. Berdialog secara langsung dengan anak ranting, ranting dan PAC serta tiga pilar PDI Perjuangan. Tapi kini aktivitas itu tak bisa dilakukan,” jelasnya.
Selain mengorganisir kegiatan partai atau rapat DPP secara online atau daring, Hasto kini mengaku mulai sibuk menyiapkan disertasi. Untuk diketahui Hasto sedang mengambil kuliah S3 di Universitas Pertahanan tentang geopolitik Sukarno.
“Kegiatan rutin menghadap Ibu Ketua Umum, biasanya pagi. Kadang juga dilanjutkan sore hari. Berdiskusi dan melaporkan situasi dan perkembangan dari daerah,” kata Hasto.
Hobinya bersepeda pun kini harus direm karena melonjaknya kasus Covid-19. Padahal belakangan ini Hasto sanggup mengayuh sepedanya lebih 70 KM. Bahkan bulan lalu, di sela-sela kegiatan partai di Yogyakarta, Hasto menempuh 102 KM.
“Hari-hari ini kembali olah raga dengan sepeda statis saja sambil mendengarkan musik yang bernada riang. Semoga imun tubuh selalu terjaga,” harap pria kelahiran Yogyakarta yang kerap makan sirih dan jambu merah.
“Saya seperti hampir semua orang punya harapan dan doa yang sama. Semoga pandemi Covid-19 ini segera berakhir. Semua anak bangsa hendaknya bergotong royong saling memberikan energi positif demi bisa melewati pandemi Covid-19. Mari mendukung langkah-langkah yang ditempuh Pemerintah,” pinta Hasto.
Semakin bertambah usia, Hasto ingin terus mewarisi api semangat dari Bung Karno dan Megawati.
“Ide, pemikiran dan gagasan Bung Karno untuk Indonesia dan dunia selalu relevan sepanjang jaman. Itu juga menjadi motivasi saya mengangkatnya dalam disertasi saya nanti,” pungkas Hasto.
Sumber: https://www.gesuri.id/internal/doa-dan-harapan-hasto-kristiyanto-di-usia-55-tahun-b2c6eZ1fc