Wakil Ketua DPRD Jawa Barat, Dr. Hj. Ineu Purwadewi Sundari, S.Sos., M.M, mengajak masyarakat Jawa Barat untuk menjadikan momentum dalam meningkatkan keimanan, mempererat tali silaturahmi dan gotong royong.
Menurut Ineu, peringatan 2023 yang jatuh pada tanggal 27 Rajab 1444 H atau 18 Februari 2023 merupakan peristiwa bersejarah bagi umat Islam, yang mana kejadiannya diabadikan Allah SWT dalam Al Qur’an surah Al-Isra ayat satu, yang dalam tafsirnya diartikan tentang perjalanan Nabi Muhammad SAW, dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu naik ke Sidratul Muntaha.
Melalui peristiwa ini pula turunlah perintah Sholat lima waktu yang menjadi kewajiban bagi umat muslim.
“Peringatan Isra’ Mi’raj ini tentu diharapkan bisa menjadi momentum dan sarana untuk mengingatkan kita semua, umat Islam agar meningkatkan keimanan dan ketaqwaan,” kata Ineu, saat dikonfirmasi Jumat 17 Februari 2023.
Menurut Ineu, dalam beberapa hari belakangan ini, masyarakat Jawa Barat diresahkan oleh kabar-kabar mengenai gangguan keamanan, dari mulai penculikan anak, tawuran, tindakan kekerasan, perampokan, kriminalitas di jalanan hingga pembunuhan.
Politikus PDI Perjuangan ini mengajak masyarakat untuk lebih peduli dan peka terhadap lingkungan dan sosial masyarakat sekitar kita.
“Akhir-akhir ini seringkali kita menyaksikan peristiwa negatif, mulai dari penculikan anak, tawuran, tindakan kekerasan, perampokan, pemerkosaan, dan tindakan kriminal di mana-mana. Melalui peringatan Isra’ Mi’raj ini bisa menjadi sarana yang mengingatkan kita semua, khususnya sesama umat Islam agar lebih meningkatkan keimanan dan ketaqwaan,” kata Ineu.
Ia menjelaskan bahwa Isra’ Mi’raj adalah pengingat kejadian awal diturunkannya perintah shalat kepada umat Islam, melalui Nabi Muhammad SAW. Shalat sendiri, katanya, mampu mencegah perbuatan buruk atau kemungkaran.
“Jadi, dengan shalat kita bisa mencegah perbuatan keji dan munkar. Oleh karenanya, melalui peringatan Isra’ Mi’raj ini, kita berharap bisa melakukan introspeksi diri agar keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta kehidupan sosial kita menjadi lebih baik lagi. Apakah shalat kita sudah benar atau belum, sudah berdampak terhadap individu dan sosial kita apa belum. Kalau belum, tentu harus ada perbaikan,” katanya.(Uwo-)
Sumber: Hasanah.id