Di penghujung tahun 2024, politisi PDI Perjuangan, Diah Fitri Maryani, S.E., M.M., menunjukkan kepeduliannya dengan mendampingi pasien kecil dan mengunjungi rumah singgah di Jalan Waspada No. 17, Bandung. Selama dua hari penuh, ia melakukan advokasi sekaligus memberi semangat kepada mereka yang tengah berjuang melawan penyakit.
Di Desa Greged, Kabupaten Cirebon, seorang gadis kecil bernama Siti Nurazizah menjadi perhatian utama. Azizah tengah menghadapi ujian berat dalam hidupnya yakni kanker tulang yang merenggut kaki kirinya, diikuti dengan operasi pengangkatan bola mata kanan akibat kanker lainnya. Meski demikian, semangat Azizah tetap membara.
Dikenal sebagai anak yang aktif dan kreatif, Azizah gemar melukis dan membuat gelang dari manik-manik. Kisah ini menyentuh hati Diah, yang merupakan Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Dapil Jawa Barat XII.
“Saya berharap Azizah segera sembuh dan bisa mengejar cita-citanya menjadi pelukis. Dia adalah contoh semangat luar biasa yang harus kita dukung,” ujar Diah pada 30 Desember 2024.
Selain mendampingi Azizah, Diah juga mengunjungi rumah singgah milik Irpan Haeroni. Rumah singgah ini menjadi tempat persinggahan sementara bagi pasien yang menjalani perawatan di RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Dalam kunjungan tersebut, Diah berbincang dengan beberapa pasien dari berbagai daerah, termasuk Sukabumi, Garut, Cirebon, dan Kabupaten Bandung. Para pasien tengah berjuang melawan penyakit berat seperti kanker serviks dan kanker kelenjar getah bening.
“Kenyamanan di rumah singgah ini sangat membantu proses pemulihan mereka. Penanggung jawab rumah singgah, Pak Muri dan Bu Ida, memberikan perhatian luar biasa. Mereka tidak hanya menyediakan fasilitas yang memadai, tetapi juga membangun optimisme pasien dengan semangat dan edukasi,” ungkap Diah.
Diah memaknai akhir tahun ini sebagai waktu berbagi kebahagiaan. Menurutnya, kebahagiaan sejati bukan berasal dari materi, melainkan dari kemampuan merasakan dan mendengar perjuangan orang lain.
“Menghabiskan waktu mendampingi mereka adalah cara saya menikmati hidup. Kebahagiaan itu datang saat kita bisa membuat orang lain tersenyum di tengah kesulitan mereka,” ujarnya.
Ia juga mengutip filosofi dari Bob Sadino, “Ketika kita memakai jam tangan seharga Rp500 ribu atau Rp50 juta, waktu yang ditunjukkan tetap sama. Mengisi waktu dengan sesuatu yang berarti bagi orang lain adalah cara terbaik untuk menata harapan bersama.”
Mengakhiri tahun 2024, Diah Fitri Maryani membawa harapan baru bagi mereka yang tengah berjuang melawan sakit. Langkahnya menjadi teladan nyata bahwa kasih dan kepedulian adalah kekuatan yang mampu menggugah semangat hidup.
Sumber : Hasanah.id