Ketua Komisi I DPRD Jawa Barat Bedi Budiman mengapresiasi lomba Bangkit Fest 2022 yang diinisiasi oleh Kesbangpol Jabar
Politisi PDI Perjuangan ini menilai penyelenggaraan tahun 2022 lebih kreatif dan inovatif dibandingkan dengan sebelumnya.
“Menariknya kegiatan ini juga digelar secara hybrid dan lomba ini diikuti dari seluruh provinsi. Salah satu lomba adalah video kreatif yang bertema Pancasila dan Nasionalisme Kebangsaan yang kualitasnya bagus-bagus. Semangat kaum muda ini harus diapresiasi,” kata Bedi usai acara Awarding Bangkit Fest 2022 dalam rangka Memperingati Hari Lahir Pancasila Tahun 2022 di Taman Budaya Dago Tea House, Kota Bandung, Rabu (1/6).
Bedi mengungkapkan setiap negara besar seperti juga Indonesia pasti memiliki ideologi.
Ideologi, kata Bedi, dapat menjadi jalan tercapainya kebutuhan material dan spiritual.
“Secara spirit juga ideologi akan memotivasi suatu bangsa menjadi negara adidaya. Tidak ada negara besar tanpa adaptasi ideologi yang merupakan petunjuk arah. Saya juga mengingatkan bahwa Pancasila itu ideologi besar,” tuturnya.
Bedi mengungkapkan dalam pidatonya Bung Karno membuat gempar dunia pada Sidang Umum PBB 30 September 1960.
Bung Karno, kata Bedi, menyampaikan pidato yang berjudul ‘To Build the World A New atau Membangun Dunia Kembali’
“Dalam pidatonya tersebut, Bung Karno juga secara lantang memperkenalkan konsep Pancasila di depan para petinggi bangsa-bangsa dunia. Bung Karno menawarkan Pancasila sebagai ideologi alternatif dari tekanan dua negara adidaya yakni Amerika Serikat dan Uni Sovyet yang tengah perang dingin atau perang Ideologi antara liberalisme kapitalisme versus sosialisme-komunisme,” beber Bedi.
Bung Karno, tegas Bedi, menyatakan keyakinannya tidak akan mengikuti kedua paham itu karena sudah memiliki satu the way of life yaitu Pancasila.
Karena, kata dia, Pancasila adalah merupakan bentuk satu nilai-nilai yang membentuk peradaban bangsa Indonesia sejak ribuan tahun lalu.
“Bung Karno bukanlah pencipta Pancasila tetapi penggali Pancasila yang digali langsung dari nilai nilai luhur bangsa Indonesia. Nilai tersebut terus dilestarikan dari masa ke masa. Jika kelima sila Pancasila itu diperas maka akan menghasilkan intisarinya yaitu gotong royong,” bebernya.
Bedi juga menyoroti maraknya politik identitas dimana perbedaan suku agama ras dan golongan (SARA) menjadi hantu baru pasca perang dunia.
“Pancasila kembali menjadi nilai relevan. Dengan Pancasila kita bisa selamat dari tekanan politik identitas. Banyak negara yang tidak berhasil melalui cobaan itu seperti pergolakan di Timur Tengah atau di Eropa yang kemudian menjadi antimigran phobia terhadap agama tertentu. Maka sudah tidak ada keraguan bagi Pancasila,” tegasnya.
Bedi menegaskan perbedaan bukanlah bencana tapi justru menjadi berkah.
Dirinya juga optimis tahun 2045 Indonesia akan menjadi negara adidaya di bidang ekonomi itu.
“Indonesia memiliki sumber daya alam yang luar biasa, penduduk nya juga besar dan kreatif serta strategis maka kita harus siap. Pesan saya kepada generasi muda untuk mengambil estafet kesinambungan tentang makna kebhinekaan ini, toleransi, karena perbedaan ini masih ada. Terlebih masyarakat Indonae religius, bersuku suku, beda adat istiadat maka Pancasila akan senantiasa menjadi perekat, menjadi pondasi dan menjadi arah kemana kita dalam tujuan kita dalam bernegara,”tandasnya. (*)