Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi PDIP, Dr Abdy Yuhana SH, MH, berbagi sembako kepada warga korban banjir bandang di Dusun Cisurupan dan Dusun Naringgul, Desa Sawahdadap, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.
Pembagian sembako langsung diserahkan Abdy Yuhana kepada para korban dari 2 dusun tersebut di Balai Desa Sawahdadap Kec. Cimanggung, Sabtu (7/1-2023), disaksikan Kepala Desa Sawahdadap dan aparatur pemerintahan desa dan kecamatan.
Kepada RADARSUMEDANG.ID, Abdy Yuhana menyatakan pemberian sembako ini memang tidak seberapa, namun demikian, semoga dapat turut meringankan beban yang tengah dialami para korban. Anggota Fraksi PDIP DPRD Provinsi Jawabarat ini juga turut prihatin atas musibah yang diderta masyarakat Desa Sawahdadap Kec. Cimanggung, khususnya warga Dusun Cisurupan dan Dusun Naringgul yang tertimpa musibah banjir bandang pada Sabtu (17/12-2022).
“Saya turut prihatin atas musibah yang terjadi. Kepada para korban dan keluarga yang anggota keluarganya meninggal dunia pada musibah tersebut, saya turut berbela sungkawa, semoga seluruh korban diberikan ketabahan dan kesabaran,” ujar Abdy.
Kita semua tidak akan tahu kapan musibah terjadi, namun demikian, kata Abdy, masyarakat harus waspada terutama pada kondisi cuaca yang ekstrim saat ini. Jaga keluarga dan pelihara lingkungan terutama dalam hal membuang sampah.
Seperti diberitakan, banjir bandang terjadi di Dusun Cisurupan dan Dusun Naringgul, Desa Sawahdadap, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Sabtu (17/12/2022) sekitar pukul 14.37 WIB.
Banjir disertai lumpur yang terjadi di Dusun Cisurupan diduga akibat longsor dari Bukit Gunung Geulis yang berada di atas pemukiman warga. Ratusan warga pun terpaksa diungsikan karena khawatir terjadi banjir susulan.
Menurut keterangan Kepala Pelaksana BPBD Sumedang Atang Sutarno watu itu, Hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan terjadinya longsor di atas bukit Gunung Geulis. Longsoran tersebut kemudian membawa material lumpur dan kayu-kayuan pepohonan hingga menyebabkan terjadinya penyumbatan di hulu sungai.
“Air yang yang menggenang di hulu sungai tersebut akhirnya jebol karena tak kuat menahan tekanan air, hingga aliran air yang membawa material menerjang ke hilir dan ke pemukiman penduduk,” ujar Atang saat itu
Dua orang warga menjadi korban meninggal dunia pada musibah tersebut. Keduanya adalah ibu dan anak bernama Dini (40) dan Syifa (15). Keduanya berhasil dievakuasi oleh Tim SAR gabungan keesokan harinya. Para korban ditemukan di antara material serta gundukan lumpur yang berada tepat di tengah-tengah aliran sungai.
Ada 125 KK atau 383 jiwa yang mengungsi akibat banjir di Desa Sawahdadap, Sumedang. Warga diungsikan ke tiga lokasi. Antara lain, GOR balai Desa Sawahdadap, kemudian di sekolahan TK dan di rumah tokoh masyarakat serta beberapa diantaranya ikut tinggal di rumah saudaranya.
Sumber: sumedang.radarbandung.id