Ketua DPR RI Puan Maharani ikut memanen tebu bersama petani di Desa Mertapada Wetan, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Senin (4/7).
Setelah memanen, Puan berdialog dan mendengarkan aspirasi dengan sekitar 1.000 petani tebu setempat.
Kepada para petani, Puan mengatakan pihaknya terus berupaya mencarikan solusi mengenai berbagai persoalan yang ada terkait pertanian tebu.
Salah satunya adalah distribusi pupuk bersubsidi yang masih selalu terkendala.
“Kami selalu mendukung dan mengupayakan agar kesulitan pupuk bisa diatasi dengan tepat sasaran. Bisa melalui koperasi untuk memudahkan distribusi,” ucapnya.
Puan juga menyoroti masalah kredit bagi para petani tebu yang berharap diberi kemudahan dalam proses pengajuannya. Ia berjanji akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada Pemerintah.
Lahan-lahan tebu di Kecamatan Astanajapura sebelumnya menyuplai Pabrik Gula (PG) Sindanglaut.
Namun PG Sindanglaut ditutup sejak 2019 hingga waktu yang tak ditentukan karena kurangnya suplai bahan baku tebu beberapa tahun terakhir.
Para petani tebu berharap agar PG Sindanglaut kembali dibuka sehingga mereka bisa menyuplai hasil tanamnya.
Petani juga semakin sulit apabila harus menyuplai tebu ke pabrik gula lain yang lokasinya lebih jauh.
“Kenapa kita harap buka, romantisme masa kecil hilang sejak lama. Kalau harus ke PG Tersana Baru harus dibawa dengan lori, gilingnya aja susah,” jelasnya.
Puan pun mengatakan siap membawa aspirasi para petani tebu.
Ia juga memberi dukungan agar PG Sindanglaut bisa kembali beroperasional sehingga petani di Cirebon tidak perlu terlalu jauh jika hendak menyuplai tebu.
“Kami mendorong agar PG Sindanglaut bisa dibuka kembali karena DPR sangat mendukung kemandirian gula nasional, supaya gula impor nggak membanjiri pasar. Selanjutnya bagaimana harga gula dari petani tebu memadai dan bisa dipasarkan. Prinsipnya DPR mendukung program-program yang memudahkan petani,” katanya.
Puan mendorong agar petani tebu meningkatkan produktivitas yang harus dibarengi dengan peningkatan fasilitas dan sarana prasarana.
Menurutnya, kemandirian gula nasional dapat terwujud apabila suplai tebu dalam negeri melimpah.
“Mengurangi impor gula tentu harus didukung oleh produksi gula nasional melalui pabrik-pabrik gula. Tapi ketersediaan pasokan tebu juga harus didukung oleh petani. Jadi hulu dan hilir harus berjalan semua,” ungkapnya.
Puan menyatakan, gula merupakan salah satu komoditas strategis nasional. Ia yakin Indonesia bisa kembali berjaya sebagai produsen gula andalan dunia apabila kesejahteraan petani tebu terjamin.
“Kesejahteraan petani tebu perlu menjadi perhatian seluruh elemen bangsa, melalui berbagai dukungan kebijakan serta sarana dan prasarana pendukung produktivitas pertanian,” ucap Puan.
Di akhir dialog, Puan menyerahkan berbagai bantuan untuk para petani tebu.
Bantuan yang diberikan berupa 650 liter pembenah, 20 ribu pupuk NPK, 200 liter herbisida, 25 handsprayer, dan 10 unit pompa air.
Puan juga meninjau lahan pertanian tebu didampingi jajaran pengurus Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Ono Surono, Sekretaris Ketut Sustiawan dan Bendahara Ineu Purwadewi Sundari.
Hadir ketua, sekretaris, dan bendahara Pengurus DPC dan Anak Cabang (tingkat kecamatan) se- Kota/Kabupaten Cirebon serta anggota DPR RI. (*)