
PDI Perjuangan tetap kokoh berada di posisi puncak sebagai partai paling banyak dipilih oleh masyarakat. Setelah sebelumnya unggul di beberapa lembaga survei, kini giliran lembaga survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) baru-baru ini merilis pencapaian positif PDI Perjuangan sebagai partai dengan elektabilitas tertinggi di Indonesia. Data didapatkan saat SMRC melakukan survei terhadap arah dukungan warga selama setahun pandemi COVID-19.
Survei yang dilaksanakan secara nasional itu dilakukan pada 28 Februari-8 Maret 2021 dengan melibatkan 1064 responden yang dipilih secara random (acak) dan diwawancara secara tatap muka dengan margin of error penelitian adalah ± 3,07%. Dalam kuesionernya, SMRC memberikan pertanyaan terhadap responden, “Jika pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) diadakan sekarang ini, partai atau calon dari partai mana yang akan Ibu/Bapak pilih?”
Hasil survei menunjukkan PDI Perjuangan memperoleh dukungan suara tertinggi, yaitu 24,9 persen. Berikut ini hasilnya:
1. PDI Perjuangan 24,9 persen
2. Golkar 11,6 persen
3. Partai Gerindra 11,6 persen
4. Demokrat 7,7 persen
5. PKB 7,5 persen
6. PKS 5,2 persen
7. NasDem 4,1 persen
8. PPP 2,7 persen
9. PAN 2,5 persen
10. Perindo 1,2 persen
“Saat ini PDI Perjuangan memperoleh 24,9 persen, naik sekitar 5 persen dari perolehan Pemilu 2019 yang 19,3 persen,” kata Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas, melalui konferensi pers di YouTube SMRC TV, Kamis (1/4/2021).
Abbas mengatakan sekitar 24,9% warga menyatakan memilih PDI Perjuangan pada Maret 2021. Angka ini lebih tinggi dibandingkan perolehan suara pada Pileg 2019 lalu yang mencapai 19%. Meski demikian, terdapat penurunan dibandingkan September 2020, di mana dukungan pada PDI Perjuangan mencapai 27,4%.
Menurutnya, temuan survei ini membuktikan bahwa hingga saat ini belum ada perubahan yang signifikan terkait komposisi 4 klaster partai politik dilihat dari tingkat dukungan pemilih secara nasional. Abbas merincikan, setelah PDI Perjuangan yang kini berada di posisi teratas, di klaster 2 ada Gerindra dan Golkar. Kedua partai ini memperoleh suara sama-sama sekitar 11,6% pada Maret 2021, yang menunjukkan kemiripan dengan perolehan suara pada Pemilu 2019.
Klaster 3 diisi partai-partai yang memperoleh suara 7-10% pada Pemilu 2019: PKB, Nasdem, PKS, dan Demokrat. Pada survei Maret 2021, suara Demokrat cenderung stabil, yakni di angka 7,7%. Sementara PKB (7,5%), NasDem (4,1%), dan PKS (5,2%) cenderung lebih dinamis.
Terakhir, klaster 4 diisi oleh PAN dan PPP yang pada pemilu 2019 mendapat suara 4-7%. Pada survei Maret 2021, keduanya mendapat dukungan yang belum meyakinkan. PAN yang pada 2019 memperoleh 6,8%, dalam survei Maret 2021 hanya dipilih oleh 2,5% warga. Sedangkan PPP yang pada Pemilu 2019 mendapat suara 4,3%, dalam survei ini hanya memperoleh suara 2,7%.
Menurut Abbas, PAN dan PPP harus cukup waspada menuju Pemilu 2024. “Bila tidak bekerja keras, PPP bisa saja tidak lolos pada 2024 seperti dialami Hanura 2019,” ujar Abbas.
Survei ini juga menunjukkan bahwa partai-partai lain belum terlihat mendekati kekuatan partai-partai incumbent di Senayan.
Sumber: pdiperjuangan.id