BANDUNG, Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar, Mang Ono Surono, merespon kasus raibnya uang tabungan murid SD di Pangandaran yang sudah disimpan sejak kelas 1 SD.
Sejatinya, uang tabungan murid SD di Pangandaran itu akan digunakan orangtua untuk bekal biaya masuk SMP.
Namun, sayangnya, jauh panggang dari api. Banyak orangtua yang kesulitan membeli seragam karena uang tabungan tersebut tak bisa dicairkan sekolah, karena koperasi tempat menyimpan uang itu, gagal bayar.
Salah satunya adalah lansia bernama Armilah (57), yang sempat kebingungan beli seragam untuk anaknya, Ibrahim Alkipli. Tabungannya sebesar Rp 2,2 juta tak bisa dicairkan.
“Saya sangat prihatin dan turut merasakan kesulitan orangtua di Pangandaran yang tak bisa mencairkan uang tabungan anak-anaknya sehingga menangis tak bisa beli seragam. Duka Mak Armilah dan orangtua lainnya di Pangandaran adalah kesedihan kami juga,” ujar Ono Surono, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (1/7).
Karenanya, ia mengintruksikan kader PDIP di Pangandaran untuk turun tangan mengadvokasi dan membantu para orangtua.
Salah satunya, dengan gotong royong patungan dana untuk membantu biaya seragam anak Nyonya Armilah.
“Ketua DPRD Pangandaran merupakan kader kami, yang sudah diintruksikan untuk membantu meringankan beban orangtua yang kesulitan beli seragam anaknya karena uang tabungan anaknya tak bisa dicairkan,” ujar dia.
Ia kembali menegaskan bawah di masa tahun ajaran baru, semua orangtua disibukkan mencari sekolah baru untuk anaknya.
Selain waktu, orangtua juga memikirkan soal biaya.
“Kami merasakan beban orangtua di saat persiapan tahun ajaran baru, apalagi dengan ada kasus di Pangandaran itu, duka mereka adalah duka kami di PDI Perjuangan,” ucap dia.
Sementsra itu, Asep Noordin Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran dari Fraksi PDI Perjuangan, mengatakan, telah melaksanakan intruksi Mang Ono untuk membantu meringankan beban orangtua, yang tabungan anaknya tidak bisa dicairkan.
Setelah melihat kondisinya, Ketua dan anggota DPRD dari fraksi PDI perjuangan ini memberikan sejumlah bantuan terhadap Ibrahim.
Semampunya, mereka memberikan beberapa paket buku, seragam sekolah, tas sekolah, dan uang tunai untuk keperluan Ibrahim bersekolah.
“Merespon situasi ini (uang tabungan mandek), kami dari fraksi PDI Perjuangan gotong-royong membantu orang tua murid,” ujar Asep seusai memberikan bantuan tersebut, Jum’at (30/6) sore.
Menanggapi kasus uang tabungan murid mandek, Ia memberikan saran agar tim khusus (Timsus) bisa memilah mana siswa tergolong tidak mampu dan mampu.
“Jangan sampai karena tabungan mandek, siswa tidak melanjutkan sekolah. Pemda pun harus hadir, apabila ada anak tidak melanjutkan sekolah. Pemda, harus menjadi garda terdepan,” katanya. (*)