
KABUPATEN CIANJUR,- Jawa Barat dikenal akan keragaman makanan tradisionalnya. Makanan lokal merupakan salah satu potensi yang dimiliki Jawa Barat untuk meningkatkan gizi masyarakat.
Sayangnya, tingkat konsumsi masyarakat terhadap makanan lokal masih rendah.
Sehingga untuk memasyarakatkan makanan lokal harus dilakukan sejumlah upaya salah satunya melalui Lomba Menu Inovasi Berbasis Pangan Lokal yang diinisiasi PDI Perjuangan Jawa Barat.
“Alhamdulillah diluar ekpektasi kegiatan lomba ini berjalan lancar. Semua peserta dari 27 kota/kab mengikuti lomba sesuai dengan TOR yang kami bagikan. Jadi tidak ada yang asal-asalan,” kata Ketua Panitia Lomba Menu Inovasi Pangan Lokal PDI Perjuangan Jawa Barat, Ijah Hartini, Minggu (18/9).
Ijah mengatakan lomba ini terbagi dalam dua kategori yakni makanan non Beras sebagai sumber karbohidrat, protein dan lauk pauk serta makanan bayi di bawah dua tahun (baduta).
Menurutnya, meski inovasi makanan non beras masih belum umum dilakukan tetapi para peserta sudah dapat menampilkan varian menu yang luar biasa.
“Saya sangat mengapresiasi peserta mampu menampilkan menu yang beragam tak hanya rasanya enak tapi juga penyajiannya juga sangat menarik. Selain itu para juri yang terlibat juga sangat berkompeten,” kata anggota Komisi IV DPRD Jabar ini.
Ijah menyampaikan rasa bangganya atas antusiasme masyarakat Jawa Barat atas lomba ini. Karena, kata dia, menu lokal yang dilombakan itu adalah makanan sehari-hari yang sudah tak asing lagi di lidah masyarakat tapi sudah sulit ditemukan.
“Contohnya nasi oyek, makanan tradisional pengganti nasi terbuat dari singkong yang jaman sekarang sudah sulit ditemukan. Nikmat sekali bila dimakan dengan pecel dan ikan burayak. Banyak orang yang merindukan rasanya, akan tetapi tak tau di mana ia harus membeli. Mungkin ada yang mbok-mbok yang menjual nasi oyek di hari-hari pasar, tapi sulit juga ditemukan,” tuturnya.
Ditengah gempuran kuliner asing, kata Ijah, makanan tradisional khas Jawa Barat tetap memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat.
Dengan adanya lomba ini, imbuhnya, mungkin masyarakat menjadi ingin tahu, ingin mencoba dan ini akan jadi potensi ekonomi, terutama di daerah wisata. Mungkin banyak perantau yang kangen dengan penganan lokal.
“Saya tadi banyak mendapat telepon, antusiasme masyarakat sungguh luar biasa, bahkan ide lomba ini dinilai sangat orisinil. Saya melihat masyarakat itu berharap dan menanti-nanti ada yang menginisiasi membuat lomba seperti ini. Semoga lomba ini menghasilkan menu-menu baru dan bisa disumbangkan pada Jawa Barat, menjadi menu sehat murah dan higienis dan bisa dibuat di dapur-dapur masyarakat. Jadi bila Pak Presiden Jokowi atau Ibu Ketum Megawati Soekarnoputri menyerukan ketahanan pangan, ini sudah sangat cocok,” pungkasnya.







