PDIPERJUANGAN-JABAR.COM – Malam ini, Kamis Malam Jumat (23/02) genap dua tahun kegiatan Hadiyuan (Dzikir, Sholawat & Doa) di Rumah Dinas Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, H. Mustofa, SH. Rentang waktu yang tak bisa dibilang pendek, utamanya dalam menjaga keistiqomahan sebuah Majlis dengan jumlah jamaah yang lumayan banyak; sekira seribuan orang dari berbagai pelosok di Kabupaten Cirebon.
Terlebih lagi di setiap penyelenggaraannya, Sohibul Bait (Keluarga H. Mustofa, SH) sama sekali tak menyebarkan undangan. “Dari awal kami niatkan kegiatan ini untuk beribadah, berdoa, berdzikir dan bersholawat. Maka tak ada undangan yang disebar. Para jamaah datang secara sukarela, ikhlas karena ingin ikut berdoa bersama” ungkap H. Mustofa, SH. Menurut Jimus (sapaan akrab H. Mustofa, SH), Hadiyuan yang diselenggarakannya selain sebagai upaya menjaga tradisi Ulama Nahdliyin, juga dalam rangka meneruskan apa yang sudah dilakukan keluarga besarnya, yang sudah cukup lama menyelenggarakan Hadiyuan. “Kami keluarga nasionalis, tapi tetap istiqomah menjaga tradisi kaum Nahdliyin” jelas Jimus.
Lebih lanjut, politisi PDI Perjuangan yang NU tulen ini mengatakan, meski dirinya seorang politisi, tapi ia tak menjadikan kegiatan Hadiyuan sebagai komoditas politik. “Insya Allah, ini murni ibadah. Tidak ada pengurus partai atau kalangan politisi yang diundang. Kalau pun mereka hadir, itu karena ingin ikut bersama-sama berdzikir dan berdoa,” tandas Jimus. Sementara itu, selain masyarakat umum, tampak pula kalangan pengurus partai, baik dari Ranting, PAC maupun DPC. “Kami datang rombongan.
Tujuannya ikut berdoa, agar hidup lebih bermakna” ungkap Ketua PAC Kedawung, Adi Kardila, yang membawa rombongan Ranting Se-Kecamatan Kedawung. Hal senada disampaikan Junaedi. Anggota Satgas asal Sendang Sumber tersebut mengatakan, ia tak mendapatkan undangan dari tuan rumah. “Tetapi karena kecintaan kami kepada Pak Ketua (H. Mustofa, SH), dan ingin ikut berdoa, makanya saya datang kemari” katanya Junaedi.
RESOLUSI JIHAD & RAHMATAN LIL’ALAMIN Usai Hadiyuan, secara khusus Jimus menyampaikan penilaiannya terhadap peran NU terkait perjalanan panjang republik ini. “Ingat Resolusi Jihad kaum Nahdliyin yang kini diperingati sebagai Hari Santri ?. Itu fakta peran nyata NU dalam meraih dan mempertahankan Kemerdekaan RI” tegas Mustofa seraya mengatakan, dalam konteks kekinian, NU tak hanya mampu menjadi perekat bangsa melainkan juga memperkokoh Islam Nusantara.
Dalam pandangan Jimus, setiap gerak dan langkah NU selalu dilatari perspektif membangun peradaban. “Wajah Islam yang membangun peradaban, Islam yang Rahmatan Lil’alamin, terekonstruksi oleh gerak langkah kalangan NU” pungkas Jimus. ** bung suy