Dalam upaya meraih dukungan suara di Jawa Barat, Ganjar Pranowo menargetkan sebesar 40 persen. Target tersebut dianggapnya sebagai hasil perhitungan yang rasional dan bukan sekadar impian di luar jangkauan.
“Ini rasional, tidak asal-asalan kita sudah memperhitungkan, dan tidak memimpikan apa yang diluar dari jangkauan kita,” jelasnya.
Kehadiran Ganjar Pranowo di Cirebon disambut antusias oleh ribuan masyarakat Cirebon dan sekitarnya. Selama acara berlangsung, Ganjar Pranowo tidak hanya menyapa ribuan simpatisannya selama 15 menit, tetapi juga memberikan bantuan kepada masyarakat, menunjukkan keterlibatannya dalam kehidupan sosial di tengah-tengah rakyat.
Dalam acara “Hajatan Rakyat” di Stadion Utama Bima Kota Cirebon, Ganjar Pranowo menanggapi berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat setempat. Dia menyebut ada keluhan dari nelayan terkait masalah BBM, petani yang mengalami kendala dengan pupuk, dan aspirasi dari guru ngaji yang belum mendapatkan perhatian khusus.
“Tadi sebelum saya sampai kesini saya mendengar aspirasi beberapa masyarakat, antara lain nelayan yang memiliki problem BBM, petani dengan permasalahan pupuk,” ujar Ganjar Pranowo.
Menurutnya, tidak hanya soal insentif, melainkan juga harapan besar untuk membangun karakter anak negeri melalui perhatian khusus terhadap guru ngaji.
“Tidak hanya sekedar soal insentif, tapi kita punya harapan besar mereka bisa membangun karakter anak negeri,” tambahnya.
Selain Ganjar Pranowo, orasi kebangsaan juga disampaikan oleh putri almarhum Presiden Republik Indonesia ke-4, Abdurrahman Wahid yakni Yenny Wahid, tokoh ulama sekaligus pengasuh di Pondok Pesantren Khas Kempek Cirebon, KH. Mustofa Aqil Siradj.
Hadir pula tokoh pejuang bagi nelayan yang juga mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Rokhmin Dahuri, Ketua PDI Perjuangan Jabar, Ono Surono dan aktivis sekaligus politikus PDIP, Adian Napitupulu.