Posisi Strategis Pemuda Perjalanan bangsa ini tidak terlepas dari peranan pemuda dalam melakukan gerakangerakan di dalam interaksi baik politik, ekonomi, dan budaya.
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Abdy Yuhana mengatakan peran pemuda didalam gerakan nasional baik sebelum maupun sesudah kemerdekaan mempunyai andil yang cukup besar, walaupun terkadang memberikan cek kosong pada golongan-golongan tertentu di dalam bangsa ini.
“Spirit perjuangan kaum muda dari masa ke masa telah menghembuskan tekad bersama, kaum muda tak pernah ‘mati’, berhenti, putus asa, tak kenal lelah, dan terus menerus bersemangat, bangkit, berharap dan berjuang untuk meraih cita-cita bangsa,” kata Abdy saat menjadi narasumber dalam webinar Koalisi Perempuan Indonesia Jawa Barat, Rabu (22/9).
Menurutnya, pemuda memiliki posisi mitologis sebagai kekuatan yang selalu tampil untuk menyuarakan dan memperjuangkan nilai-nilai di tengah masyarakat.
“Terbukti sejak tahun 1908, 1928, sampai dengan 1998 senantiasa menonjol dan mengedepankan semangat perubahan,” ungkap politisi PDI Perjuangan ini.
Abdy menambahkan Indonesia membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul
Ia mengatakan SDM Indonesia yang unggul akan menghasilkan kemakmuran, kesejahteraan, kesetaraan, keadilan sosial dan asa kepasan bagi bangsa Indonesia.
SDM unggul juga akan membentuk ketahanan yang kuat dan merekatkan NKRI secara utuh, susah untuk dipecahbelah oleh berbagai kepentingan.
“SDM unggul membuat bangsa Indonesia dan NKRI semakin kuat, bersatu, solid, menjadi kekuatan luar biasa yang bisa berdiri sejajar dengan negara maju lainnya,” tuturnya.
Selain itu, menurut Abdy, kualitas manusia Indonesia yang menjadi modal kemajuan harus berkarakter kuat.
Ciri-cirinya, lanjut dia, diantaranya punya rasa ingin tahu (curiosity); percaya diri, tidak minder dan tidak pula arogan serta berani ambil resiko, tidak mudah terpengaruh, tidak ikut-ikutan melakukan sesuatu tanpa pemikiran matang.
“Harus berpikiran kritis dan kreatif, berani memperlajari hal-hal baru dan mengajukan opini yang tajam dan persuasive baik dalam hal berbicara maupun menulis,” bebernya.
Abdy juga mengungkapkan berdasarkan prediksi Bappenas, Indonesia akan menikmati bonus Demografi pada 2030-2040 yakni 64% dari total populasi, atau sekitar 297 juta orang.
Bonus Demoggrafi adalah masa dimana jumlah penduduk usia produktif di suatu negara lebih banyak dibandingkan yang tidak produktif.
“Dari jumlah tersebut 63,4 Juta adalah pemuda di atau 24,3% dari total penduduk,”paparnya.
Abdy menutur apabila bonus demografi ini bisa dikelola dengan baik dan profesional oleh pemerintah, maka indonesia bisa mendapatkan manfaat besar.
“Misalnya, potensi rasio beban ketergantungan penduduk akan berkurang. Rasio ketergantungan adalah perbandingan antara perbandingan antara jumlah penduduk usia nonproduktif dengan jumlah penduduk usia produktif,” jelasnya.
Ia menambahkan beberapa manfaat lain yang bisa diterima Indonesia dari bonus demografi yang dikelola baik diantaranya lebih banyak peluang pasar; sumber daya manusia yang berkualitas dan tenaga kerja usia produktif.
Lebih jauh, imbuh Abdy, sebelum bonus demografi terjadi Indonesia harus bersiap diri.
Pertama, sektor pendidikan harus disiapkan karena. merupakan komponen paling utama. Pendidikan akan mengubah pola pikir suatu bangsa menjadi lebih baik dan terarah.
Kedua, kata Abdy, adalah membuka sektor lapangan pekerjaan seluas-luasnya karena merupakan lahan dan sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
“Ketiga adalah kesehatan yang merupakan investasi jangka panjang dan setiap manusia memerlukan kesehatan,” ujarnya.
Abdy juga mengungkapkan bahwa pertumbuhan penduduk sangat berpengaruh terhadap bonus demografi dan pembangunan.
Pada 2018, IPP Provinsi Jawa Barat berada pada posisi terendah secara nasional.
“Peningkatan nilai IPP provinsi ini tidak signifikan, yaitu dari 45,83 pada 2015
menjadi 46,17 pada 2018.
Peningkatan capaian terjadi pada domain partisipasi dan kepemimpinan, serta gender dan diskriminasi,” sebutnya.
“Capaian domain pendidikan serta lapangan dan kesempatan kerja mengalami stagnasi sementara capaian domain kesehatan dan kesejahteraan mengalami penurunan,” tambahnya lagi.
Abdy berharap negara memiliki kebijakan dan dukungan terhadap inisiatif kaum muda dalam pembangunan serta menambah penguatan SDM unggul.
Salah satunya di bidang kesehatan.
Hal ini penting, karena apabila SDM mengalami kelaparan, stunting dan malnutrisi di usia muda, terutama golden years of growth periode (berupa janin di dalam kandungan, 12 bulan pertama dan masa balita) maka potensi mereka setelah dewasa tidak akan optimal.
“Terlebih UNICEF juga menyebutkan angka obesitas pada orang dewasa naik 2 kali lipat selama 15 tahun terakhir,” katanya lagi.
Kemudian dibidang pendidikan, karena daya saing Indonesia saat ini bila melihat indikator yang digunakan Programe for International Student Assessment (PISA) ada di level yang menghawatirkan.
“Salah satu upayanya adalah meningkatkan guru dan pesebarannya dan mengubah kurikulum agar sesuai dengan tuntutan zaman,” imbuh dia.
Hal lain yang tak kalah penting adalah ilmu pengetahuan dan teknologi karena tanpa inovasi, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa tidak akan progresif.
“Tolak ukur SDM Unggul menurut word economic forum 2 keterampilan yang perlu dipelajari anak-anak: teknologi dan human skill.
Untuk menghadapi bonus demografi generasi muda harus memiliki Kreativitas, Kecerdasan Emosional, Berpikir Analisis,Belajar, Aktif Dengan Mindset Berkembang, Penilaian Dan Pengambilan Keputusan, Keterampilan Komunikasi Interpersonal, Skill Kepemimpinan, Keanekaragaman dan Kecerdasan Budaya, Keterampilan Teknologi dan mampu merangkul perubahan,” pungkasnya.
Sumber: portaljabar.net