
Pascalembaga survei mengeluarkan rilis elektabilitas nama-nama calon menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada) 2020, suhu politik di salah satu daerah pesisir Jawa Barat yakni Kabupaten Pangandaran kian menghangat. Beberapa manuver politik pun mulai dilakukan.
Sejauh ini pantauan di lapangan, pusaran politik pilkada Pangandaran masih terpusat pada pasangan petahana, Jeje Wiradinata dari PDI Perjuangan dan Adang Hadari dari Partai Golkar. Sementara parpol-parpol lain masih memilih wait and see.
Pasangan petahana Jeje-Adang, terus menjalin komunikasi untuk melanjutkan kepemimpinan periode kedua. Jeje dan Adang melakukan pertemuan dengan Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Ono Surono, Jumat (24/1/2020) kemarin di Bandung.
DPD PDI Perjuangan Jawa Barat sengaja mengundang keduanya untuk memastikan komitmen dan kesiapan pasangan dengan jargon “Jihad” ini untuk kembali mencalonkan di Pilbup Pangandaran 2020.
Jeje sendiri selaku Ketua PDI Perjuangan Kabupaten Pangandaran berharap dirinya kembali mendapatkan tiket pencalonan dari PDI Perjuangan. Jeje meyakinkan Ono, bahwa selama berduet dengan Adang merasa nyaman dan fokus untuk membangun Pangandaran.
“Dengan Pak Adang saya merasa ada kecocokan dan saling melengkapi,” ucapnya saat diwawancarai melalui telepon, Sabtu, 25 Januari 2020.
Namun demikian rekomendasi pemaketan pasangan Jeje dan Adang, baru akan diajukan ke DPP PDI Perjuangan setelah Adang mengantongi rekomendasi dari Partai Golkar.
“Tapi paling tidak sudah ada kesepakatan antara kami, untuk melanjutkan koalisi ini,” kata Jeje seraya mengatakan koalisi ini masih terbuka untuk parpol lain.
Adang Hadari juga membenarkan bahwa dirinya siap kembali mendampingi Jeje sebagai calon Wakil Bupati, kendati hal itu harus menunggu dulu rekomendasi yang diberikan oleh Partai Golkar.
“Pada prinsipnya saya siap untuk Jihad jilid dua,” kata Adang.
Ketua DPD Golkar Kab. Pangandaran M Taufik Martin juga mengatakan, alasan Jihad jilid dua karena Pangandaran sedang giat-giatnya membangun, bahkan masyarakat juga telah menikmati hasil apa yang dijanjikan pada saat pasangan Jeje-Adang berkampanye.
“Paling tinggal dua item lagi yang belum terpenuhi, dan pasangan Jihad akan memenuhi janji yang belum dilaksanakan pada periode kedua diantaranya memberikan bantuan beras gratis ke pondok pesantren, kalau yang lain kan sudah dilaksanakan seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan gratis, kesehatan gratis dan program-program unggulan lainnya,” ujar Taufik
Maka kata Taufik, Jihad akan melanjutkan pembangunan kembali demi tercapainya visi misi Kab Pangandaran menjadikan kabupaten pariwisata yang mendunia.
Bahkan lanjut Taufik, berdasarkan hasil rapat bersama DPP Golkar pada 18 Januari 2020 kemarin di Kab. Cianjur, untuk Pangandaran dilanjut, kalau partai Golkar tidak ada masalah
Kenapa Golkar melanjutkan berkoalisi kembali dengan PDI Perjuangan, karena menurut Taufik, di beberapa kabupaten/kota di Jawa Barat meniru apa yang di laksanakan DPD Golkar Kab Pangandaran bersama PDI Perjuangan.
“Apalagi kita sudah ketemu dengan Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar, mereka sudah okey dan sebagainya, fokus mereka yaitu Kab Pangandaran, Kab Cianjur dan Sukabumi. Cianjur sama dengan Pangandaran sama PDIP-Golkar sedangkan Kab Sukabumi Golkar-PDIP, ” ujarnya.
Sementara itu koalisi PDI Perjuangan dan Partai Golkar di Pangandaran sudah memenuhi syarat pencalonan yang digariskan oleh KPU, yakni minimal dukungan 8 kursi DPRD.
PDI Perjuangan memiliki 15 kursi dan Golkar punya 5 kursi di DPRD Pangandaran. Dua puluh kursi dukungan dari koalisi ini berarti separuh dari total kursi DPRD Pangandaran yang berjumlah 40 kursi.
Hitung-hitungan kekuatan politik itu tinggal menyisakan PAN yang memiliki 5 kursi, PKB 5 kursi, PPP 3 kursi, PKS 3 kursi, Gerindra 3 kursi dan Perindo 1 kursi.
Sejauh ini belum bisa dipastikan bahkan diprediksi kemana arah Parpol-parpol tersebut, apakah akan bergabung dengan koalisi petahana atau membentuk koalisi lain.
Sumber :
https://kabar-priangan.com/suhu-politik-di-pangandaran-menghangat/












