Subang,- Kang Jimat Bupati Subang tiup lilin dan potong kue ulang tahun Paguyuban Emak-Emak Rempong yang Ke-1 tahun serta santuni anak yatim dan menyerahkan 2 unit mesin potong rumput. Paguyuban Emak-Emak Rempong terbentuk atas keterpanggilan ibu-ibu rumah tangga akan kondisi kebersihan lingkungan di wilayahnya. Banyaknya tumpukan sampah di halaman rumah dan aliran sungai menggugah kepedulian ibu-ibu rumah tangga tersebut untuk bergotongroyong membersihkan lingkungannya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kadis Lingkungan Hidup, Kadis Pertanian, Pimpinan Cabang Bank BJB, Muspika Legonkulon, Ketua MWC NU Legonkulon, Kader PDI Perjuangan, Kades se-Kecamatan Legonkulon, Ketua PJBN Kab. Subang, Abah Betmen, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Adat.
Dalam acara peringatan ulang tahun tersebut Bupati Subang yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Cabang DPC PDI Perjuangan Kabupaten Subang terkesima atas penampilan pertunjukan pencak silat dan debus dari Paguron Jalak Banten Nusantara besutan Abah Taryana.
Selain itu Kang Jimat mengucapkan selamat ulang tahun kepada Emak-Emak Rempong dan berpesan agar gerakan peduli lingkungan ini bisa secara konsisten dilakukan oleh Emak-Emak Rempong dan menjadi inspirasi untuk masyarakat yang lainnya agar senantiasa membersihkan lingkungannya. Karena Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, harus ada peran serta masyarakat untuk mensukseskan program-program pemerintah, khususnya terkait kebersihan lingkungan.
Kang Jimat bercerita bahwa beliau bisa jadi Bupati seperti sekarang berkat jadi tukang sampah. Selanjutnya Kang Jimat mengintruksikan kepada Asda I untuk memfasilitasi Pembentukan Koperasi Paguyuban Emak-Emak Rempong dan mengundang secara khusus kepada Paguyuban Emak-Emak Rempong dan Paguron Jalak Banten Nusantara ke Pendopo.
Darmawan Santosa Wakil Sekretaris DPC PDI Perjuangan yang biasa disapa Darso sangat berterimakasih atas kepedulian Kang Jimat beserta Kadis Lingkungan Hidup dan Pimpinan Cabang Bank Bjb yang telah hadir dalam perayaan ulangtahun paguyuban Emak-Emak Rempong tersebut. Darso berharap kolaborasi dan gotong royong yang saat ini terbangun antara masyarakat, pemerintah dan pihak swasta bisa tetap dipertahankan.
Darso menuturkan bahwa jika kita menggali kembali sejarah Legonkulon, di Pesisir pantai Pondok Bali terdapat Makam Syeh Ahmad yang saat ini terkenal dengan Makam Mbak Buyut Sempring. Menurut Abah Taryana kasepuhan Legonkulon Sempring merupakan siloka singkatan dari Asem dan Pring (bambu), dimana asem ini bermakna murah senyum dan Pring bermakna pohon bambu yang saiketeun sabengketeun. Dalam melakukan syiar Islam Syeh Ahmad menggunakan metode ramah tidak memaksakan kehendak dan selalu mengutamakan kebersamaan (Gotong royong).
Semoga kesejarahan dan Filosofi Mbah Buyut Sempring tersebut menjadi pedoman untuk kita semua agar senantiasa hidup rukun dan bergotongroyong dalam kehidupan sehari-hari dan mensukseskan program-program Pemerintah khususnya Program Jawara yang merupakan visi-misi Bupati Subang.
Menurut Darso Kegiatan Ulang Tahun Paguyuban Emak-Emak Rempong menjadi perwujudan Gotong Royong dalam Merawat Budaya dan Melestarikan Lingkungan.