Kementerian Sosial memberikan penanganan menggunakan pola pendekatan keluarga kepada para penyintas gempa bumi di Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat. Keluarga menjadi fokus agar mereka memiliki kemandirian menghadapi kodisi pasca bencana dan mengantisipasi bencana berikutnya yang mungkin datang.
Bentuk penanganan dengan pendekatan keluarga dilakukan dengan mendistribusikan tenda keluarga. Dalam kunjungan ke lokasi terdampak gempa pada hari Jumat, 25 Februari, Mensos Tri Rismaharini menyatakan, tenda keluarga didistribusikan untuk masing-masing keluarga yang kondisi rumahnya sudah rawan.
“Itu nanti keluargalah yang masang titiknya dimana. Kita serahkan keputusan itu pada setiap KK,” kata Mensos Risma saat meninjau lokasi terdampak gempa bumi di Pasaman Barat.
Mensos Risma mengajak warga bersama-sama mendirikan tenda tersebut. Tak disangka masyarakat tampak antusias. Di Jorong Siparayo, Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, misalnya, setelah tenda-tenda keluarga tiba di lokasi, warga bahu membahu mendirikan tenda di area yang mereka tentukan sendiri di sekitar rumah-rumah mereka yang rusak.
Menurut salah satu warga terdampak gempa bumi di Kabupaten Pasaman, Jaenuddin, hal ini merupakan kali pertama ia memasang sendiri tenda kecil keluarga dengan teknik pemasangan khusus.
“Belum pernah pasang tenda begini. Baru pertama. Tapi senang, kami dapat untuk masing-masing keluarga,” ungkapnya.
Tenda keluarga ini merupakan tenda berukuran 4×4 yang didesain langsung Mensos Tri Rismaharini untuk kelompok keluarga. Tenda yang memiliki kapasitas terbatas 4 sampai 5 orang ini diharapkan dapat menghindari penyebaran Covid-19.
Pelaksana tugas Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA), Iyan Kusmadiana menambahkan, penempatan tenda keluarga di depan rumah-rumah warga dimaksudkan agar mereka tidak resah.
Selain memutus mata rantai penyebaran Covid-19, ada banyak manfaat dari pendirian tenda keluarga.
“Warga tidak harus mengungsi jauh dari rumah mereka, memudahkan mereka memantau keadaan (harta benda) dan komunikasi dengan warga sekitar. Jadi, meski mengungsi, mereka masih tetap merasa nyaman,” kata Iyan.
Dengan tenda ini, lanjutnya, masing-masing keluarga juga lebih terjaga privasinya. Tenda ini juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung, seperti matras gulung, kasur, selimut, dan lampu tenda.
Hingga saat ini, sebanyak 364 unit tenda keluarga telah berdiri di depan atau sekitar rumah-rumah warga di Nagari Kajai, Pasaman Barat. Sementara, di Nagari Malampah, Kabupaten Pasaman, setidaknya, 15 unit tenda keluarga telah ditempati warga, dan 30 lainnya masih dalam proses pemasangan di halaman Kantor Kecamatan Tigo Nagari.
Sumber: pdiperjuangan.id