PDIPERJUANGAN-JABAR.COM – Mesin politik PDI Perjuangan Kota Cirebon saat ini terlihat makin dinamis. Tepatnya usai pembentukan Pengurus Anak Ranting dan Pengurus Ranting beberapa waktu lalu, simpul-simpul di titik-titik tertentu mulai menggeliat. Meski belum maksimal, tetapi cukup mengindikasikan bahwa akselerasi Edi Suripno dan kawan-kawan mendapatkan apresiasi positif .
Demikian kesimpulan diskusi dengan politisi perempuan yang juga anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Cirebon, Fitria Pamungkas Wati di kediamannya. “Mesin partai mulai panas. Saat ini kami secara intensif melakukan pembinaan terhadap kepengurusan hingga ke tingkat Anak Ranting,” papar Fitria.
Di samping pembinaan di kalangan pengurus, lanjut Fitria, pihaknya juga acapkali melakukan pendekatan kepada berbagai komunitas, dari mulai komunitas seni budaya, komunitas perempuan, agamawan, para pemuda dan lainnya. “Bulan ini contohnya, di RW-RW banyak diselenggarakan peringatan Maulid Nabi, alhamdulillah kita banyak terlibat aktif di dalamnya.
Belum lama ini pun, kami berkumpul dan berdiskusi dengan 30 pendeta, mereka pun sangat merespon upaya kita menjalin komunikasi,” lanjut ibu empat anak dari buah perkawinannya dengan tokoh pengusaha Erlan Berlian. Di bidang olah raga, Fitria yang juga Ketua PAC Kecamatan Harjamukti ini menampung puluhan anak muda untuk dilatih beladiri Muai Thai.
“Latihan dilakukan di halaman Kantor PAC. Mereka berlatih secara gratis” sambung politisi perempuan yang mahir menyanyikan lagu-lagu Sintren ini sambil menambahkan, di bidang seni ia mendirikan Sanggar Seni yang melingkupi seni tradisional dan seni Bolly Wood (Tari India). Menurut catatan, Fitria juga tercatat sebagai salah satu inisiator kegiatan Renteng Budaya yang melibatkan kalangan legislasi Kota Cirebon, dan mementaskan berbagai kesenian tradisional.
“Ya benar. Kami pentaskan seni sintren dengan para pemain yang terdiri dari para anggota DPRD Kota Cirebon. Saya sendiri, kebagian jadi juru kawih” katanya. Pemberdayaan Perempuan Konsistensi Fitria Pamungkas Wati dalam hal pemberdayaan perempuan, selain layak diapresiasi, juga dapat dijadikan contoh kader-kader perempuan lainnya.
Bahkan, pemberdayaan tersebut meliputi pula di urusan politik. “Menurut saya, perempuan itu lebih pakai hati dalam membangun. Sehingga dari mulai perencanaan, proses dan hasilnya komprehensif” ungkap Fitria. Dalam pandangan Fitria, keseriusannya memberdayakan perempuan, mengingat selama ini aspirasi kaum Hawa jarang didengar.
“ Saya buktikan, kepengurusan di Ranting dan Anak Ranting di PAC Harjamukti yang menjadi binaannya, dari 55 orang 40 di antaranya terdiri dari perempuan” papar putri bungsu dari tokoh marhaen Cirebon tempo doeloe, almarhum Fattah Adema. Diakui Fitria, langkah-langkah yang dilakukannya selama ini, tak lepas dari dukungan penuh sang suami (Erlan Berlian).
“Motivasi dan dukungan suami benar-benar luar biasa. Beliau selalu all out mendukung kegiatan saya sebagai wakil rakyat. Bahkan setiap turun berkonsolidasi pun, suami selalu menyertai,” pungkas Fitria. ** bung suy