PANGANDARAN – Dalam melakukan percepatan pertumbuhan Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM), Pmerintah Daerah Kabupaten Pangandaran akan memprioritaskan dalam penanganan kemiskinan.
Hal ini terungkap dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) tahun 2024 Kabupaten Pangandaran difokuskan menangani kemiskinan.
Hadir dalam acara musrenbang RKPD tahun 2024, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Hj Ijah Hartini yang mendukung terhadap pemerintah Kabupaten Pangandaran yang memfokuskan terhadap penanganan kemiskinan.
Hj Ijah mengatakan dari tiga indikator IPM yang terdiri dari ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Pangandaran mempunyai peluang ekonomi yang luar biasa.
“Saat ini memang sektor pariwisata yang masih memberikan efek besar dalam pendapatan daerah. Maka peluang-peluang lain terbuka oleh masyarakat Pangandaran dari mulai pelaku UMKM, pedagang, tour guide dan lainya yang hidup dari kunjungannya,”ujarnya, Rabu (1/3/2023).
Seperti yang disampaikan Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan bahwa kemiskinan dan stunting itu fokus kita saat ini. Adapun stunting adalah gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi, di mana dalam jangka pendek dapat menyebabkan terganggunya perkembangan otak, metabolisme, dan pertumbuhan fisik pada anak.
Hj Ijah berharap seluruh lapisan masyarakat, terutama para ibu hamil dan menyusui untuk dapat bersama-sama mencegah terjadinya stunting.
“Saya mengajak masyarakat, khususnya para ibu untuk dapat mencegah stunting, dimulai dari rumah kita sendiri,” ujar legislator PDI Perjuangan ini.
Ia menegaskan PDI Perjuangan berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar memberikan makanan bergizi kepada bayi-bayi mereka agar tumbuh menjadi generasi emas dan mencegah stunting.
“PDI Perjuangan juga akan terus melakukan kerja-kerja kerakyatan sampai usaha diversifikasi pangan ini dipahami dan diimplementasikan di dalam makanan utama masyarakat. PDI Perjuangan akan terus mengedukasi masyarakat untuk mengonsumsi makanan non beras sampai masyarakat terbiasa dengan makanan utama pengganti nasi yang tetap mengandung karbohidrat,” pungkasnya.
Sumber: hasanah.id