KARAWANG – Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Dapil X (Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Karawang) Hj. Iis Turniasih melaksanakan kegiatan 4 Pilar Kebangsaan dalam rangka Citra Bhakti/Parlemen dalam Sketsa Kebangsaan yang diselenggarakan di Batiqa Hotel , Jl. Surya Utama No.C-1, Kutamekar, Kec. Ciampel, Kabupaten Karawang, (02/06).
Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan dihadiri Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Ciampel , Muhammad Kisro serta tokoh masyarakat.
Dalam sambutannya , Iis Turniasih mengatakan , DPRD Jabar terus menggelorakan semangat empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika dengan harapan 4 Pilar Kebangsaan ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat.
” Indonesia adalah bangsa besar yang tentunya memiliki tantangannya sangat besar juga, sehingga semua upaya yang bisa memperkuat rajutan kebangsaan harus didukung,” buka Iis.
Lebih lanjut, anggota komisi lV DPRD Jabar dari Fraksi PDI Perjuangan tersebut menyatakan empat pilar kebangsaan merupakan soko guru sehingga harus dipahami secara utuh. Maka dari itu, materi 4 pilar akan terus disosialisasikan dan didiskusikan.
Empat pilar tersebut merupakan prasyarat minimal bagi bangsa Indonesia untuk berdiri kukuh dan meraih kemajuan berlandaskan karakter kepribadian bangsa Indonesia sendiri.
” Setiap warga negara Indonesia harus memiliki keyakinan bahwa empat pilar tersebut adalah prinsip moral keIndonesiaan yang memandu tercapainya kehidupan bangsa yang merdeka ,” tandasnya.
Sementara itu Insan Prayoga yang menjadi narasumber dalam sosialisasi 4 Pilar tersebut menyoroti tentang masalah intoleransi.
Setelah masa reformasi, Indonesia pernah didapuk sebagai salah satu model negara toleran , tempat agama dan demokrasi dapat hidup secara berdampingan. Akan tetapi, citra tersebut mulai diragukan dalam lima tahun terakhir.
Lebih lanjut, Anggota BSPN DPD PDI Perjuangan Jabar ini memaparkan, sebagaimana laporan Survey PPIM Jakarta tahun 2020 memperoleh data yang mencengangkan , 24,89% mahasiswa memiliki sikap intoleransi yang rendah.
“Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada tahun 2020 melaporkan, potensi Gen-Z (rentang usia 14-19 tahun) terpapar radikalisme mencapai 12,7 persen. Sementara generasi millenial (berumur 20-39 tahun) mencapai 12,4 persen,” ujarnya.
Insan menekankan kepada setiap elemen bangsa betapa pentingnya memegang teguh nilai-nilai Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam menghadapi virus radikalisme dan intoleransi, nilai-nilai tersebut menjadi kekuatan untuk menghalau berbagai macam hal yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Keempat nilai ini pula yang diserap ke dalam Empat Pilar Kebangsaan DPRD Jabar.
“Gen-Z dan milenial menjadi sasaran empuk lantaran mereka sangat aktif mengakses internet dan pengguna aktif berbagai platform media sosial,” pungkasnya.