Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat, Diah Fitri Maryani, SE., MM, menegaskan pentingnya pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang edukatif, inklusif, dan ramah anak. Hal ini disampaikannya menyusul dimulainya tahun ajaran baru 2025/2026 di berbagai satuan pendidikan di wilayah Jawa Barat.
Menurut Diah, MPLS seharusnya tidak hanya menjadi ajang seremonial tahunan, melainkan momentum penting untuk membentuk karakter, mengenalkan budaya sekolah, dan membangun rasa aman serta percaya diri peserta didik baru.
“MPLS harus menjadi ruang belajar awal yang menyenangkan. Bukan untuk menakut-nakuti, apalagi menjadi tempat praktik perundungan atau kekerasan,” ujar Diah, Rabu (16/7/2025).
“Kami mendorong Dinas Pendidikan baik provinsi maupun kabupaten/kota untuk memperkuat pengawasan. Kepala sekolah dan guru harus bertanggung jawab penuh atas kegiatan MPLS di sekolahnya,” tegasnya.
Legislator PDI Perjuangan ini juga mengajak agar pelaksanaan MPLS melibatkan seluruh elemen sekolah, mulai dari guru, siswa senior, hingga orang tua murid. Menurutnya, pelibatan yang menyeluruh akan menciptakan suasana lebih partisipatif, humanis, dan minim konflik.
“Siswa baru tentu canggung. Mereka butuh bimbingan yang hangat, bukan tekanan. Justru siswa senior bisa dilibatkan sebagai pendamping, bukan ‘senior’ yang mengintimidasi,” tambahnya.
Ia menekankan bahwa program pengenalan ini harus mengusung semangat membangun semangat belajar, bukan memberi beban psikologis. Oleh karena itu, Diah mengapresiasi sejumlah sekolah di Jawa Barat yang telah menyelenggarakan MPLS dengan pendekatan kreatif, seperti penggunaan media digital, sesi motivasi, pelatihan karakter, dan kegiatan literasi.
“Saya melihat ada sekolah yang memanfaatkan teknologi untuk memperkenalkan lingkungan sekolah lewat tur virtual atau kuis interaktif. Ini contoh baik yang harus diperluas,” katanya.
Anggota DPRD Jabar Dapil Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Indramayu ini mengusulkan agar Dinas Pendidikan menyusun modul MPLS yang bersifat tematik, dengan muatan nilai karakter, wawasan kebangsaan, anti-kekerasan, dan pembinaan literasi digital.
Diah menegaskan bahwa masa perkenalan bukan hanya soal mengenalkan gedung sekolah, tetapi juga membangun kebiasaan baik, nilai sopan santun, serta rasa cinta terhadap sekolah sebagai rumah kedua.
“Lingkungan sekolah sebagai tempat tumbuh kembangnya anak-anak. Maka, sejak hari pertama, kita harus memastikan bahwa mereka disambut dengan hangat, diberi teladan, dan dibantu untuk beradaptasi,” pungkasnya.
Sumber : Hasanah.id