Kabar pembatalan wacana ekspor benih lobster kembali mentah.
Humas Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebut, apa yang disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dalam kunjungannya ke Lombok bukanlah suatu keputusan.
Kendati demikian, Anggota Komisi IV DPR Ono Surono tak menampik bahwa legalisasi ekspor benih lobster memang berpotensi merugikan negara.
“Intinya, jangan sampai benih lobster dilegalkan untuk diekspor karena akan sangat merugikan Indonesia,” kata Ono, Jumat 27 Desember 2019.
Menurut dia, tanpa diekspor, nelayan sebetulnya sudah bisa mendapat harga jual yang tinggi dengan waktu yang relatif tak lama. Pembesaran di alam hanya berkisar tiga sampai empat bulan, setelah itu, lobster sudah bisa berukuran lebih dari 200 gram.
“Apalagi bila ada teknologi pembesaran/budidaya lobster seperti di Vietnam sehingga KKP bisa mendorong nelayan penangkap benih lobster untuk bisa membudidayakan sendiri atas dukungan program KKP,” ucap Ono
Dia tak menampik bahwa pada era kepemimpinan Susi Pudjiastuti, Permen KP Nomor 56 Tahun 2016 cukup ketat.
Sehingga, yang ditindak bukan hanya mereka yang berniat mengekspor tetapi juga merambah ke pembudidaya lobster mengingat aturannya melarang penangkapan lobster di bawah ukuran 200 gram untuk tujuan apa pun.
Kendati demikian, Ono menyebut, pembesaran baik di alam atau di penangkaran budidaya sebetulnya sama-sama bisa dilakukan sepanjang benih lobster tak diekspor dan disesuaikan dengan lokasinya.
“Karena tidak semua lokasi bisa untuk budidaya lobster. Membudidayakan lobster tidak semudah membudidayakan udang vanameatau udang windu. Teknologinya harus segera dicari dengan pendekatan yang tepat guna dan efisien,” ujar dia.
Ono menyebut, nelayan yang selama ini menangkap benih lobster harus didekati.
“Diajak bicara dan dicarikan opsi pekerjaan lain supaya tidak menangkap benih lagi. Bisa saja mereka diberikan perahu dan alat tangkap,” katanya.
Sumber :
https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-01328437/kisruh-ekspor-benih-lobster-belum-final-legalisasi-lebih-berpotensi-rugikan-negara?page=2
