Permasalahan kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng masih menjadi topik hangat seantero Indonesia.
Kaitan itu, DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bogor mengikuti demo masak tanpa minyak goreng di Sekolah Partai, Jalan Lenteng Agung, Jakarta, Senin (28//2022) siang.
Adapun PDI Perjuangan Kabupaten Bogor mengirimkan 11 orang kader. Mereka membuat makanan otak-otak bakar dan mengolah toge goreng yang pembuatannya tanpa minyak goreng. Acara tersebut juga dihadiri DPC dan DPD se Jabodetabek.
Ditemui usai acara, Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bogor, H. Bayu Syahjohan meminta masyarakat tidak salah paham dengan tema demo memasak oleh PDI Perjuangan, yakni memasak tanpa minyak goreng.
“Jadi masih banyak masyarakat yang salah paham. Mereka berasumsi memasak itu mustahil tanpa minyak goreng. Nah dalam hal ini, PDI Perjuangan tidak sedikitpun bermaksud bahwa kita menghindari minyak goreng, namun setidaknya kita masih bisa memasak tanpa minyak goreng. Seperti membuat kukusan atau rebusan,” jelas Bayu Syahjohan.
Terlepas murah dan mahalnya harga minyak goreng, tutur Bayu, masyarakat juga tidak salah jika memilih cara lain dalam menyajikan makanan.
“Soal minyak ini, kita tahu pemerintah juga sedang berjuang mencoba menstabilkan harganya, maupun keberadaan minyak goreng. Namun makna yang terkandung dalam demonstrasi masak ini adalah, bagaimana kita mensiasati sesuatu yang sedang sulit didapatkan. Ya seperti minyak goreng. Kalau daya belinya sedang sulit, kita bisa coba cara lain,” beber Bayu.
Lebih jauh Bayu mengungkapkan, masyarakat Indonesia harus tetap positif tingking dalam menghadapi kesulitan yang ada, tidak putus asa dan bisa mencari alternatif lain dalam mengatasinya.
“Terkait pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri, bahwa memasak itu bisa dengan cara mengukus dan merebus, kalau dicerna dengan baik itu adalah solusi. Misalnya kita biasa makan tahu goreng, kalau minyaknya susah, belum ada, kan tahu tersebut bisa dikukus, dipepes,” demikian Bayu mencontohkan.
Manfaat tanpa Minyak Goreng
Lebih dari itu, tambah Bayu, pernyataan Megawati juga banyak manfaat bagi kesehatan. Di mana jika masyarakat mengurangi penggunaan minyak goreng, bisa meminimalisir penyakit serius seperti kolesterol.
“Jadi saran mengukus dan merebus itu jangan dipelintir. Jangan disalahartikan. Ini sebuah solusi loh. Ya kalau minyak goreng sudah murah dan mudah didapatkan, apa semua harus digoreng? Kan tidak ya. Jadi saya menyarankan masyarakat untuk lebih berpikir panjang dalam mensiasati kondisi saat ini,” tutur Bayu.
Ia juga mencontohkan, jika di suatu daerah seseorang tengah menunggu ojek, kemudian ojek tersebut sulit ditemui, apakah orang tersebut tetap menunggu yang belum pasti. Sedangkan angkutan umum (angkot) yang biayanya lebih murah banyak lalu lalang.
“Saya pikir kalau kita tidak egois, kita berpikir panjang, seseorang tadi akan memilih menaiki angkutan umum (angkot). Kita bisa tetap sampai ke tujuan dan ongkosnya relatif murah,” kata Bayu.
Sebab itu, imbuh dia, PDI Perjuangan ingin mensosialisasikan cara masa tanpa perlu menggunakan gorengan.
“PDI Perjuangan mengadakan dan hadirkan chef terkenal, bagaimana diversifikasi pangan tanpa gorengan. Jadi ada yang direbus dan dikukus. Solusi lainnya, PDI Perjuangan juga memamerkan khasanah lokal, bagaimana membuat minyak goreng dari kelapa,” pungkas Bayu.
Sumber: media-indonews.com