
KAB BANDUNG,- Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Yena Iskandar Maseom dan Atep mendapat nomor urut 2 dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bandung.
Pasangan dengan tagline Dahsyat ini diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) dengan tujuh kursi dan Partai Amanat Nasional (PAN) empat kursi, sehingga jumlah total sebanyak 11 kursi.
Hal ini terungkap dalam rapat pleno terbuka pengundian nomor urut calon bupati dan wakil bupati Bandung yang digelar di Hotel Sutan Raja, Kamis (24/9).
Yena memiliki latar belakang pendidikan di bidang farmasi. Lulus dari MIPA Unpad jurusan farmasi pada 1992 dan menamatkan Studi Apoteker.
Ia melanjutkan studi S2 di universitas yang sama, Bidang Studi Magister Manajemen Rumah Sakit di tahun 2019 hingga saat ini.
Dalam bidang keorganisasian, Yena pernah mengembang tugas sebagai ketua di IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) Kota Bandung periode 2018-2022.
Selain itu ia juga pernah menjabat Wakil Ketua Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) dan Hiswana Migas cabang Bandung-Sumedang.
Wanita kelahiran Bandung 12 November 1973 ini pernah menerima sejumlah tanda penghargaan. Antara lain inspiring speaker di Forum Sadar Hukum dan HAM serta Seminar Nasional Pharmacopela Unpad.
Yena mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya untuk terjun pilkada kabupaten Bandung. Perwakilan keluarga dan grup Al Masoem, Dadang Muhamad Masoem, menyampaikan keluarganya akan all out untuk memenangkan pasangan Yena-Atep.
Kemudian, pasangan Yena adalah Atep, sosok yang sangat dikenal luas di dunia sepakbola Indonesia khususnya Jawa Barat. Atep lahir di Cianjur pada 5 Juni 1985. Pendidikan terakhirnya adalah SMU di Taman Siswa Bandung yang diselesaikan tahun 2003.
Dalam dokumen yang diserahkan kepada KPU Kabupaten Bandung, tertera pekerjaan Atep sebagai atlet dan wiraswasta. Dalam riwayat pekerjaannya, ia memulai karir sepakbola secara profesional di Persija Jakarta antara tahun 2004 hingga 2007.
Ia kemudian pindah ke Persib Bandung dan menjadi ikon Persib selama 10 tahun hingga 2018. Tahun 2019, ia pindah ke Mitra Kukar dan hanya bermain hingga 2020 sebelum aktif terjun ke politik.
Selain sebagai pemain, Atep menjadi Kepala Sekolah sepak bola SSB Atep 7 sejak 2009 hingga sekarang.
Atep menjelaskan alasannya terjun ke politik karena melihat pesepakbola dunia yang sukses memenangkan pemilu. Ia mencontohkan George Weah yang sukses menjadi Presiden Liberia.
Dia ingin menyampaikan bahwa pesepakbola bisa merintis karir lain setelah gantung sepatu, bukan hanya sebagai pelatih saja.
Visi misi pasangan Yena-Atep dalam pilkada ini disarikan ke dalam satu kata “Dahsyat” kependekan dari Dinamis Agamis Harmonis Sejahterakan Rakyat.
Dahsyat tersebut dijabarkan dalam 14 butir misi. Di antaranya menjadikan kesehatan ibu dan anak sebagai prioritas pembangunan kesehatan.
Selain itu Yena-Atep akan memberikan perhatian khusus kepada orang tua atau jompo dengan program yang membuat mereka sehat dan tetap produktif. (*)