Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober dan Hari Pahlawan 10 November, Bidang Pemuda & Olahraga Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan mengadakan acara Lomba Foto Meme bertema:
“INDONESIA HEBAT”
Klik Untuk MelihatDalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober dan Hari Pahlawan 10 November, Bidang Pemuda & Olahraga Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan mengadakan acara Lomba Foto Meme bertema:
“INDONESIA HEBAT”
Klik Untuk MelihatTerima Kasih Kepada Seluruh Pihak Yang Telah Mensukseskan Agenda Rapat Kerja Daerah di Perluas PDI Perjuangan Jawa Barat 2016.
“Mewujudkan Trisakti Melalui Pembangunan Nasional Semesta Berencana Untuk Indonesia raya.”
Khususnya Kawan-kawan DPC dan PAC SE-Jawa Barat
Merdeka!!!
PDI Perjuangan akan berdaulat di bidang politik, apabila Partai di dalam pengelolaan keuangan Partai dapat menerapkan prinsip berdiri di atas kaki sendiri (berdikari).
Klik Untuk MelihatAssalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam Damai Sejahtera untuk kita semua, Om Swastyastu, Namo Buddhaya.
Calon Gubernur Jawa Barat Hasanuddin (Kang Hasan) bertemu dengan masyarakat Karang Anyar, Kelurahan Jagasatru, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon.
Dalam Pertemuan itu, ia mengungkapkan angka kemiskinan di Jawa Barat yang mencapai 8,71 persen atau sekitar 4 juta lebih menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2017.
Melihat kenyataan tersebut, pria yang akrab disapa Kang Hasan ini mengaku teringat pesan Sunan Gunung Jati untuk terus memelihara tajug atau masjid dan orang miskin.
ungkap Kang Hasan, Rabu (30/5/2018) sore.
Kang Hasan menambahkan, pesan dari Wali Songo yang memiliki nama lain Sultan Syarief Hidayatullah tersebut bisa direalisasikan melalui berbagai program yang mampu menyejahterakan serta mengangkat harkat dan martabat hidup fakir miskin.
“Bisa melalui pelayanan kesehatannya yang dipermudah atau pemberian lapangan kerja,” tuturnya.
Menurut dia, rakyat miskin mempunyai hak yang sama dalam mendapatkan pelayanan yang prima dari pemerintah baik pelayanan kesehatan, pendidikan yang terjamin, serta lapangan pekerjaan untuk melanjutkan kehidupan.
“Itu semua tanggung jawab pemimpin dan negara. Jangan ada istilah wong miskin tidak boleh sakit karena tidak mampu bayar,” ucapnya.
Kang Hasan menambahkan, pesan Sunan Gunung Jati yang tak kalah penting yakni memelihara tajug atau masjid yang juga diartikan sebagai tempat untuk menimba ilmu keagamaan seperti madrasah dan pesantren.
Untuk mewujudkan hal tersebut, dia bersama pasangannya Anton Charliyan (Kang Anton) telah menyiapkan program Rp 1 tiliun per tahun untuk kepentingan pembangunan pondok pesantren.
Selain itu, dana tersebut digunakan untuk kegiatan pendidikan keagamaan, termasuk di dalamnya, tempat ibadah, insentif guru ngaji, hingga marbot masjid.
“Pesantren atau madrasah itu tempat untuk mendidik akhlak generasi bangsa yang akan terus kita dorong untuk maju dan berkembang,” pungkasnya.
Leave a Reply